Pada tengah malam ini, eh..malam menjelang pagi maksudnya..
tiba-tiba teringat saat membongkar drawer di studio, waktu itu ketemu kertas puisi yang dibuat saat project Landscape dulu..
terasa sangat rindu ingin membuat n membaca puisi seperti saat di sekolah,
tapi sekarang kepandaian membuat puisi udah berkurang karena kurang berlatih, mood membuat puisi pun susah didapat, ehmm... kepekaan terhadap sekeliling untuk dicurahkan kepada kata-kata sepertinya juga berkurang...
Tidak ada kosa kata baru yg bertambah, hanya kosa kata puisi yg lama yg hanya bisa di ulang-ulang...huuftt...menyedihkan..
Masih membuat puisi yang jelas terlihat maknanya,
kapan bisa seperti Chairil Anwar yang puisinya sungguh membuat aku berpikir keras, apa sih maksud puisi ini?
Yaah memang sulit, mungkin karena aku bukan penyair dan tidak akan pernah jadi penyair..
(Ini puisi untuk project Landscape Mesjid-ku..)
Aku punya cerita,
yang akan ku kongsi, dan takku rahsiakan
Tahukah kalian hidup itu proses
Setiap dari kita melaluinya dengan berbeza
Tatkala semua manusia terbuai kemegahan dunia, kecanggihan jagad raya,
Di suatu sudut kehidupan, aku memasuki dunia sunyi,
Yang jarang kudatangi, bukan, tak hanya aku
Tapi hampir semua remaja seperti itu
Aku berjalan menyusurinya
Berpijak pada batu-batu kecil yang berserakan
Merasakan hembusan angin yang menyentuh relung-relung sukma
Pohon-pohon berdiri kokoh dengan akar perkasa menaungiku dibawahnya,
melindungi aku dari sengatan matahari
kutoleh keatas...
kulihat cahaya matahari mengintai di celah-celah jemari dedaunan
seolah ingin menjilati kulitku,
agar aku tau, betapa bertambah panas teriknya dunia ini
aku terus berjalan di deretan tanaman yang bergoyang
hingga tampak olehku sebuah wakaf, lalu aku duduk...
suasana sejuk, damai, membuat jiwa yang berkecamuk menjadi tentram
gemerisik pepohonan yang ditiup angin
seolah beralun-alun menciptakan irama yang mendayu
suara burung-burung kecil berkicau dengan merdu
menciptakan nada-nada yang harmoni
rama-rama juga turut menari diatas bunga yang bermekaran
menghidupkan suasana dengan rentangan sayapnya yang indah
aku takjub betapa aku tlah lama kehilangan rasa ini
diluar sana bangunan menjulang tinggi diselubungi kaca yang berkilauan
diluar sana hutan-hutan dimusnahkan, untuk membangun taman hiburan
disinilah aku menemukan alamku
merindukan hijaunya dedaunan, teduhnya pandangan..
kedamaian menjalari otot-otot syarafku,
tenang…
begitu syahdu aku menikmati ketenangan ini
khusyuk kubersyukur atas keindahan yang tak terlukiskan goresan pena
Aku rindu...betapa aku merindui-Mu
Ketenangan saat berhadapan pada-Mu,
Tak sabar..
ku susuri tepian kolam yang airnya jernih merefleksikan bayanganku
diatasnya tumbuh bunga teratai dengan mekarnya
terlukis sempurna, dengan hamparan langit biru yang seolah menyatu
indah, sangat indah..
akhirnya aku berada dihadapan rumah-Mu
aku masuk, berwudhu dari air yang mengalir
membersihkan diri agar suci,
merasakan ketenangan yang terpatri dihati,
menghadap-Mu..penuh kerendahan..
Puisi yang mudah dimengerti kan,
tidak ada kiasan, majas, atau sejenisnya...
sangat biasa...huhuhu...kecewa..
teringat dengan puisi buatan teman lama yg begitu brutal, begitu lepas,
gaya penulisannya yg sama dengan chairil anwar..
Terasa sedikit iri, haha...