Thursday, December 24, 2009

Ep1: Akhir kesedihan, Awal perubahan

(2)

Pertama kali aku kenal dengannya, tiga bulan yang lalu di taman ini. Saat itu aku juga sedang jalan-jalan di taman seperti saat ini. Aku melihat seorang cowok yang bersih, rapi, dan berpenampilan keren duduk di sebuah bangku taman, aku terpesona melihatnya seperti tak ada satu kekurangan pun pada dirinya, sungguh terlihat sempurna. Tapi entah kenapa aku merasa kalau dia sangat kesepian. Dalam raut wajahnya kulihat ada sesuatu yang membuatnya terlihat sayu, sedih, dan kesepian. Entah apa itu dan aku ingin sekali mengetahuinya.

Dengan perlahan kudekati tempatnya duduk dan kuhampiri dia, "Hai, boleh aku duduk disebelahmu?" tanyaku perlahan-lahan. Kulihat dia melirikku sekilas dan mengangguk. Aku lalu duduk disebelahnya dan entah berapa lama aku hanya diam dan menatapnya dalam-dalam. Ada suatu getaran yang timbul dihatiku, ya Allah...apa makna getaran yang kurasa ini sebenarnya. Lalu aku mulai mengajaknya bicara lagi.

"Kamu kenapa? Ada masalah ya? Kalo kamu ada masalah sebaiknya nggak usah dipendam sendiri, lebih baik kamu bicara dengan seseorang. Kalau nggak nanti kamu bisa sakit lho".

Dia hanya diam tak menjawab pertanyaanku sedikitpun…

"Kalo kamu nggak mampu menceritakannya pada orang lain, coba aja kamu luahkan perasaanmu pada alam. Alam pasti takkan menolaknya, meski dia tidak dapat memberimu solusi tapi dia mampu menghilangkan uneg-uneg dihatimu dan menenangkanmu". Kataku panjang lebar, berharap kalo dia akan menanggapinya.Tapi dia tetap saja diam tak bersuara sedikitpun.

Aku jadi merasa nggak enak, mungkin aja aku malah menganggunya disaat dia sedang ingin sendiri. "Aduuuh…gimana nih? Aku harus gimana? Mungkin sebaiknya aku pergi aja", begitu pikirku. Tapi saat aku berdiri dan mau melangkahkan kaki meninggalkannya, kudengar ia berkata sesuatu yang sepertinya ditujukan untukku.

"Maaf…bisa temani aku mengelilingi taman ini?", katanya kepadaku. Aku sangat senang mendengar itu, lalu aku tersenyum dan mengangguk mengiyakan pertanyaannya.

Saat itu aku mengajaknya ke taman bagian dalam dimana terdapat banyak pohon-pohon rindang tempat berteduh. Disana aku menyuruhnya mengeluarkan seluruh uneg-uneg yang ada dihatinya lalu dia menjerit kencang, melepaskan segala beban yang menghimpit, "Aaaahhhh…" hingga ia merasa lega dan dadanya terasa plong tanpa beban. Setelah itu dia tertawa dan tersenyum menghampiriku, wajahnya yang tersenyum sangat berkilauan hingga bibirku juga ikut tersenyum melihatnya. Dia mengucapkan terima kasih padaku dan... "Semoga aku masih memiliki kesempatan melihat senyummu", begitu katanya saat itu. Aku tidak terlalu mengerti apa maksud ucapannya saat itu dan aku hanya tersenyum menanggapinya.

Lalu saat dia melihat jam tangannya dia kelihatan khawatir dan sebelum dia pergi, dengan terburu-buru dia menanyakan namaku.

"Namaku Naya", kataku sebelum dia pergi.

Dia segera berlari meninggalkanku dan menuju pintu taman, tiba-tiba aku teringat sesuatu dan aku berlari mengejarnya karena aku belum menanyakan siapa namanya, "Hei…tunggu…nama kamu siapa…?".

Sambil berlari dia menoleh kebelakang. "Rian…", katanya sambil berlalu pergi.

~~~~~~~~~

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...